Dari Jagung Ke Laut Gorontalo

Setahun yang lalu gw mendapat tugas membantu pembuatan film pendek untuk acara ekspose 5 tahun salah satu kegiatan kantor, Ekspedisi Geografi Indonesia. Tugasnya jelas, gw diminta menyajikan outline tiap ekspedisi. Total sampai saat itu ada 6 ekspedisi, salah satunya ke Gorontalo. Dan outline yang gw pilih untuk mewakili ekspedisi Gorontalo 2009 adalah 'Dari Jagung ke Laut Gorontalo'. Saat itu enggak pernah kepikiran sama sekali bahwa gw akan sampai menginjakan kaki ke negri jagung yang kaya ikan tersebut. Siapa yang sangka (hampir) 12 bulan setelahnya gw malah berkesempatan untuk menghabiskan 10 hari di Gorontalo dalam rangka validasi data multirawan bencana :D

hamparan ladang jagung di Gorontalo

Setelah menjadi salah satu tambahan sementara penduduk Gorontalo selama seminggu lebih belakangan ini rasanya ada benarnya juga outline ekspedisi Gorontalo, provinsi ini emang enggak jauh dari jagung dan laut. Dimana-mana kita bisa melihat ladang jagung di perbukitan yang mendominasi sebagian besar wilayah Gorontalo, dari bukit yang baru digunduli sampai yang sudah siap dipanen. Jagung memang menjadi salah satu komoditas utama Gorontalo seperti yang dicanangkan mantan gubernurnya. Sayangnya masyarakat Gorontalo masih menggunakan sistem ladang berpindah. Biasanya ladang jagung itu diolah hanya sampai dua kali panen, setelah itu ditinggalkan begitu saja dan mereka membuka ladang baru. Kalo untuk hasil laut, di Gorontalo begitu berlimpah. Ada ikan, cumi-cumi sampai rumput laut. Pecinta ikan bakal senang wisata kuliner di Gorontalo. Hampir selama 10 hari ini goropa bakar dabu-dabu dan kakap asam manis menjadi menu utama tim survei kami. Ada juga tuna bakar yang... hm... yummy :p

kesibukan pagi hari di pelabuhan Gorontalo

Selain kaya jagung dan hasil laut, Gorontalo juga kaya akan bencana hehehe maksudnya rawan bencana. Dilihat dari segi geologisnya, sebagian besar wilayah Gorontalo rawan terhadap bencana gempa bumi. Daerah pesisir Gorontalo juga termasuk rawan tsunami yang berpotensi disebabkan oleh zona subduksi di utara dan gunung api bawah laut di selatan. Bencana banjir bandang juga belakangan ini melanda beberapa lokasi di Gorontalo. Tapi jangan khawatir, ada teman-teman di Badan Penanggulangan Bencana Daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten yang tanggap bencana :)

salah satu sudut Torosiaje

Selain ladang jagung dimana-mana, pantai yang cantik-cantik, ikan yang enak-enak, lonsoran dan banjir, hal unik lain dari Gorontalo adalah pemekaran wilayahnya yang begitu cepat. Daerah-daerah itu punya kode tersendiri untuk meminta wilayahnya, biasanya di belakang desa atau kabupaten yang akan mekar itu ditambahnya kata-kata 'yess!', spanduk dan papannya bisa dilihat di sepanjang jalan. Dan karena Gorontalo merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi, kita bisa menemukan masyarakat yang menggunakan bahasa campur seperti bahasa jawa dicampur dengan aksen Gorontalo. Bahkan di desa Banurejo kita bisa menemukan pura, karena desa tersebut merupakan daerah para transmigran asal Bali. Selain itu Gorontalo juga merupakan rumah bagi sebagian suku Bajo, suku pengembara laut yang sekarang mendiami Torosiaje. Sebagian diantara mereka bahkan sudah ada yang berpindah ke daratan dan tinggal di pesisir.

hamparan pasir pulau Saronde

Dari jagung ke laut Gorontalo ada berbagai cerita dan gw senang sekali bisa berbagi sedikit cerita tersebut. Good team great survey, Gorontalo 2011 ^.^v

Comments

Popular Posts