Mencari Semangat

Mau tau cara paling ampuh untuk mencari semangat?
Dekat-dekatlah dengan para mahasiswa tingkat akhir. Percayalah, semangat mereka benar-benar menular. Well... yeah... setidaknya it works for me :D



Semuanya berawal dari kejenuhan gue tenggelam diantara kubikal, diantara dokumen-dokumen. Bukannya mengeluh dengan tempat baru yang membuat gue enggak lagi berkeliaran di hutan-hutan, menginjak-injak kebun orang sampe mengganggu hari minggu pagi mereka cuma untuk menanyakan apakah mereka pernah jadi korban bencana. Well... yeah gue kangen survey. Lalu muncul lah selembar kertas, pengajuan usulan beasiswa. Gue dengan polosnya bertanya, " Ini boleh diisi?" dan salah satu temen kantor menjawab, " Ya iyalah, kan cuma ngisi masa enggak boleh." Ya! dia tidak pernah berada di kondisi dimana kami bahkan dilarang untuk berharap bisa mengajukan diri untuk memperkaya diri dengan ilmu. Anyway intinya gue mendaftar dan DUAR! dimulailah kejar-kejaran dengan waktu dan mimpi yang kemungkinan besar bisa terwujud lebih cepat dari yang gue perkirakan.

Ternyata dibutuhkan amunisi semangat yang luar biasa untuk menyiapkan sedemikian banyak hal di waktu yang sedemikian sempit serta memerangi virus-virus galau dimana-mana. Galau mau bikin proposal apa, galau gimana cara nyangkutin proposal sama kerjaan di kantor, galau mau sekolah dimana, galau karena semua orang mendadak mundur (terus untuk yang satu ini gue harus galau gitu? enggak! gue ga bakal mundur!). Jadi aja sering banget gue bolak-balik ke kampus ngerecokin salah satu sobat, yang lagi jadi penghuni tetap lab taksonomi dalam rangka menyelesaikan tesisnya,  cuma untuk menangis meraung-raung.

Di saat itulah gue menemukan dua mahluk ini, momo dan nana-chan, di halte trans Jakarta. Yang satu tukang dongeng yang satu movie maker. Rasanya kayak diingetin sama mimpi masa muda (Well... dongengnya udah gue ganti jadi sci-fi and movie nya udah enggak pernah dibuat lagi karena sejujurnya setelah lulus kuliah gue kehilangan artis :p). Tapi mereka ini mahasiswi tingkat akhir yang punya semangat luar biasa. Mereka mengingatkan gue akan semangat menggebu-gebu untuk menyelesaikan studi 8 semester, sesuatu yang saat itu masih jarang banget terjadi di kampus gue tercinta. Setiap kali baca kicauan mereka tentang penelitian masing-masing gue jadi semangat mengerjakan proposal gue sendiri, mencari literatur lagi, mencari metode lagi, mencari lab lagi. So, gue harus mengucapkan banyak terimakasih untuk kedua mahluk laut unik ini.

Juga untuk sahabat-sahabat gue yang enggak pernah bosan menemani perjalanan pencarian semangat yang aneh tapi nyata. Yang membantu menyederhanakan konsep absurd di otak gue menjadi draft proposal. Yang tidak menertawakan cita-cita gue untuk jadi tukang dongeng merangkap guru besar kelautan :D dan satu orang lagi yang belakangan ini kata-katanya (walau sama sekali enggak ada hubungannya sama proposal) pengen gue quote dan taruh di salah satu novel gue kelak, siapa lagi kalau bukan ade gue.

Semangat! Semangat! Semangat karena ini kesempatan langka, semangat karena enggak semua orang bisa sampai ke sana, semangat karena di belakang ini masih ada jalan yang lebih panjang lagi. ^.^v

Comments

Popular Posts