My Brother and His Dream (part 1)

Entah sejak kapan dan hal apa yang menjadi pemicu, adik ku jatuh cinta pada dunia fotografi. Sejak memegang kamera pocket digital kami yang pertama (PowerShoot A520) dia suka sekali mengambil gambar-gambar yang tidak biasa. Mulai dari tetesan air hujan di jendela, paku di atap rumah sampai lagit biru. Kebiasaan itu berkembang saat ia sangat suka mengunjungi salah satu situs internet, Just Jared. Dia menemukan mimpinya. " Aku pengen jadi Fashion Fotografer." katanya suatu hari. Mimpi besar yang masih dalam taraf bisa direalisasikan, pikir ku.

Namun selama bersama kamera poket kami (yang kami namakan si Jadul, adik ku kurang banyak mengeksplore bakatnya. Mungkin karena kamera itu juga lebih banyak berada di tangan ku yang sama sekali tidak punya sense of photography. aku cuma orang biasa yang senang memotret, apa lagi jika objeknya teman-temanku, dan berbagai kegiatan di kampusku. ujungnya si Jadul berakhir menjadi pengganti handycam, karena aku lebih suka menggunakannya untuk merekam dalam rangka pembuatan film pendek :P

Sampai suatu hari karir si Jadul berakhir. Setelah kurang lebih 5 tahun dia mengisi hari-hariku, mengikuti ku survey dari satu tempat ke tempat lain, pantai karst sampai pasar tradisional, menghasilkan kurang lebih 7 film pendek dokumentasi kegiatan kuliah dan organisasi ku. Adik ku sangat sedih tentu saja, karena dia baru memulai hobi memotretnya saat itu. untungnya kami segera mendapat kamera pengganti. Masih kamera pocket (kali ini PowerShoot A 1000 IS, yang ku beri nama Tq-cam).

Dari situlah adik ku mulai menunjukan bakatnya. BerbekalTq-cam, dia dan sahabatnya berputar2 kota tua dan berfoto layaknya fotografer dan modelnya. Dengan gaya yang total abiez, dua anak ini menaklukan kota tua. Salah satu karyanya adalah yang ku tampilkan disini. Foto sahabatnya yang tidak sengaja diambil saat angin bertiup hehehehe

Adik ku selalu bilang, " orang2 yang pesimis harusnya belajar fotografi, dengan fotografi mereka bisa liat betapa indahnya dunia"

You go bro!