Pamit
Dengan berlangsungnya kehebohan reorganisasi belakangan ini, tetiba ingat tentang tulisan ini (hampir) 12 tahun yang lalu. Setelah hampir 3 tahun menjadi penghuni gedung I dan hampir 2 tahun berkutat dengan pemetaan kebencanaan, muncul selembar surat yang memutuskan bahwa saya harus pamit. Well... rasanya kayak apa yah... biasa aja...(boong banget!). Pastinya pake bumbu-bumbu galau plus melow, berderai-derai air mata sambil ngumpet di belakang lemari server. Bukan karena ini dan itu tapi karena belakangan ini udah nyaman banget sama yang namanya ngurusin bencana dan kayaknya masih banyak banget hal yang pengen dilakuin seputar pemetaan bencana dan penanganan kebencanaan di Indonesia. Terdengar terlalu idealis? whatever lah, boleh donk orang punya cita-cita. Selain sedih karena harus pamint sama banjir, lonsor, gempa bumi, tsunami, abrasi, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, plus ga bisa ikutan survei lagi, paling sedih karena harus pamit sama tim basisdata yang mirip ba